Selasa, 25 November 2014

Rabu, 22 Oktober 2014

BERMAIN CARA EFEKTIF BELAJAR



Padahal, jika semua orangtua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak (bisa disebut bemain) adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui permainan. 

Perlunya bermain 

• Belajar dari permainan (Learning by playing) 
Permainan seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat belajar melalui permainan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan, keimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat memengaruhi perkembangan psikologi anak. Seperti kata Reamonn O Donnchadha dalam bukunya The Confident Child "Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah". 

• Permainan mengembangkan otak kanan 
Disamping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Bermain melalui permaianan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah. 

• Permainan mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak 
Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menenpatkan dirinya sebagai mahluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran "baik" atau "jahat" membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi. Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya. Jenis permainan Pada dasarnya, semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama yaitu bermain dengan menyenangkan! Yang membedakan adalah pengaruh atau efek dari jenis permainan tersebut. Ada dua jenis permainan, yaitu: Permainan Aktif dan Permainan Pasif. Permainan aktif dan pasif iini hendaknya dilakukan dengan seimbang. 

Permainan olah raga (sport)
Bagi orang dewas, olahraga bukan lagi menjadi sebuah permainan tetapi sesuatu yang serius dan kompetitif. Namun bagi anak, olah raga bisa menjadi satu permainan yang menyenangkan yang mengandung kesenangan, hiburan, dan bermain, tetapi tidak juga terlepas dari unsur partisipatif dan keinginan untuk unggul. Dalam permainan olahaga anak mengembangkan kemampuan kinestetik dan pengembangan motivasi untuk menunjukkan keungulan dirinya (penekanan bukan pada persaingan tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri serta belajar mengembangkan diri setiap waktu. 

• Permainan perkelahian (body contact)
Jenis permainan ini termasuk permainan modern, tapi banyak orang tua maupun guru memandangnya skeptic dan cemas, ini beralasan dari efek yang mungkin serius. Permainan ini merupakan jenis permainan modifikasi yang menuntut keseriusan anak untuk memenuhi kebutuhan akan kekuasaan. Hal tersebut sehat dan positf bagi anak, berguna untuk menguji keunggulan dan kekuatan di lingkungan sekitar. Jenis permainan ini adalah untuk menguji kemampuan dan pemikiran anak dalam dunia nyata dengan segala akibatnya. Katagori permainan pasif 

• Permainan mekanis Seiring perkembangan
jaman dan teknologi memberi pengaruh besar dalam perkembangan jenis permainan untuk anak. Alat teknologi canggih seperti komputer bukan lagi milik orang dewasa, tapi telah menjadi barang biasa buat anak-anak. Berbagai games atau permainan virtual telah tersedia di dalamnya (computer). Bermain komputer tidak sama dengan bermain bersama teman, anak bermain sendiri dengan kesenangannya. Sisi negatif Sisi negatif permainan mekanis ini adalah kurangnya pembentukan sikap anak untuk menerima dan memberi (take and give). Anak memegang kendali penuh atas "teman mainnya" dan "si teman mainnya" akan melakukan apapun yang diinginkan anak. Kendali penuh ini akan menimbulkan reaksi serius bila anak menyalurkannya dalam pertemanan di lingkungan sosialnya. Sisi positif Namun, hal positif anak memiliki keterampilan komputer yang akan diperlukan anak sebagai sarana hidupnya. 

• Permainan fantasi 
Fantasi merupakan praktik permainan yang khusus dilakukan sendiri. Anak dapat membentuk dunia sesuai dengan keinginannya (imaginasi).Sebaiknya, orang tua tidak memaksa anak untuk selalu bermain dengan teman-temannya karena akan menciptakan kesan bahwa bermain sendiri itu salah. Permainan fantasi selain proses kreatif mengembagkan kemampuan sisi otak kanan, juga untuk pembentukan kecerdasan interpersonal (salah satu dari delapan kecerdasan teori multiple intelligence, Howard Garner)

BERCERITA MENDONGENG




  Bercerita adalah penggambaran tentang sesuatu secara verbal. Bercerita merupakan stimulus   

 ang dapat membangkitkan anak terlibat secara mental  
Melalui bercerita, anak di ajak berkomunikasi, berfantasi, dan berkhayal serta mengembangkan

  kognitifnya. Aktivitas mental anak dapat melambung, melanglang buana melampaui isi ceritaitu sendiri. Dengan bercerita juga melatih perkembangan emosi anak 

Bercerita dapat dilaksanakan dalam beberapa bentuk 

1. Bercerita tanpa alat peraga, hanya mengandalkan kemampuan verbal orang yang memberikan
   cerita 
2. Bercerita dengan menggunakan alat peraga seperti boneka, gambar, atau benda peraga dll 
3. Bercerita dengan menggunakan buku cerita 
4. Bercerita dengan menggunakan bahasa isyarat atau gerakan 
5. Bercerita melalui alat pandang dengar yaitu berupa kaset, TV,  

Manfaat kegiatan bercerita 
1. Mengembangkan fantasi dan kreatifitas 
2. Mengasah kecerdasan 
3. Menumbuhkan minat 
4. Membangun kedekatan dan keharmonisan 
5. Media pembelajaran imajinatif Pada zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata anak-anak tidak populer lagi. 

Sejak bangun hingga menjelang tidur, mereka dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun, kuis, hingga sinetron yang acapkali bukan tontonan yang pas untuk anak. Kalaupun mereka bosan dengan acara yang disajikan, mereka dapat pindah pada permainan lain seperti videogame. KENDATI demikian, kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. 

Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini. Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini. Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seprti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. 

Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai tersebut karena Kak Agam di sini tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak. Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan Kak Agam, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya. Tidak ada batasan usia yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberi dongeng oleh Kak agam. Untuk anak-anak usia prasekolah, dongeng dapat membantu mengembangkan kosa kata. Hanya saja cerita yang dipilihkan tentu saja yang sederhana dan kerap ditemui anak sehari-hari. Misalnya dongeng-dongeng tentang binatang. 

Sedangkan untuk anak-anak usia sekolah dasar dapat dipilihkan cerita yang mengandung teladan, nilai dan pesan moral serta problem solving. Harapannya nilai dan pesan tersebut kemudian dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu Kak Agam dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dibaca oleh orang tua sebelum mendongeng. Manfaat Dongeng untuk anak : 

1. Mengasah daya pikir dan imajinasi 
2. Menanamkan berbagi nilai dan etika 
3. Menumbuhkan minat baca

Selasa, 21 Oktober 2014

PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI





(Pendidikan Anak usia Dini merupakan hal yang sangat fundamental, karena apa yg diberikan Tuhan ketika anak baru lahir barulah berupa potensi, baik potensi fisik (jasmani dengan semua alat inderanya) maupun potensi non-fisik (akal, kalbu, dll). Potensi tersebut harus ditumbuh-kembangkan melalui berbagai timulasi /rangsangan.
Berbagai hasil penelitian di bidang tumbuh-kembang anak membuktikan itu semua. Menurut Bloom (2003), separuh perkembangan intelektual anak berlengsung sebelum 4 tahun. Sedangkan, menurut Landers (2004):” perkembangan kognitif usia 17 tahu merupakan akumulusi perkembangan anak usia , 4 tahun sebesar 50%, 4-8 tahun sebesar 30%, dan 9-17 tahun sebesar 20%. Mary Eming Young (2003) menambahkan bahwa lingkungan memiliki efek kuat pada perkembangan otak anak. Oleh karena itu, stumulasi/ rangsangan sejak usia dini sangat diperlukan agar otak anak dapat berkembang secara maksimal. Otak manusia memiliki dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri.  Kerjasama antara otak kanan dan otak kiri memunculkan adanya kecerdasan jamak (multiple intelligences) yang diajukan dan dipopulerkan oleh Howard Gardner. Untuk sementara, hingga saat ini telah terindentifikasi beberapa ragam kecerdasan anak, yaitu: kecerdasan linguistik (cerdas kosakata), kecerdasan logika dan matematika (cerdas angka dan rasional), kecerdasan spasial (cerdas ruang/tempat/gambar), kecerdasan kinestetika-raga (cerdas raga), kecerdasan musik (cerdas musik), kecerdasan interpersonal (cerdas orang), kecerdasan intrapersonal (cerdas diri), kecerdasan naturalis (cerdas alam), serta kecerdasan eksistensial.
Dalam kegiatan nyata otak kanan dan kiri bekerja sama misalnya pada saat berbicara atau berpikir biasa. Pada saat berbicara otak kiri berperan penting dalam memproduksi bahasa, otak kanan berperan melatarbelakangi aksi bicara misalnya intonasi emosional atas apa yang dikatakan, atau perasaan umum yang mungkin ditimbulkan dari suatu kalimat.
Salah satu cara untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak adalah dengan mengak karaktersitik anak usai dini, sehingga stimulus yang kita berikan kepada anak, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Berikut ini adalah karakteristik anak usia dini :
Masa Peka
Suatu masa dimana seorang anak menyerap berbagai informasi / pengetahuan secara cepat dalam proses belajar dari lingkungan sekitar


Egosentris
Segala sesuatu dilihat dari sudut pandang dirinya, belum bisa melihat dari sudut pandang orang lain, sehingga seolah-olah dialah yang paling benar, keinginannya harus selalu dituruti dan sikap mau menang sendiri
Peniru
Anak sedang dalam masa belajar model, dimana anak senang menirukan perilaku orang-orang disekitarnya
Berkelompok
anak bermain di luar rumah bersama teman-temannya, dapat bersosialisasi dan beradaptasi sesuai dengan perilaku lingkungan sosialnya.
Eksplorasi
Dilandasi rasa ingin tahu yang tinggi dan keinginannya untuk  selalu bergerak, anak menggunakan semua inderanya untuk mengeksplorasi lingkungannya.
Emosi belum stabil
Emosi sering berubah dengan cepat dalam merespon lingkungan. Pada  anak usia 2 – 3 tahun mengalami emosi yang meledak-ledak dan sering membangkang (temper tantrum)
Selain mengenali karakteristik anak usia dini, hal lain yang perlu diperhatikan dalam memberikan stimulus bagi perkembangan otak anak, adalah dengan mengetahui prinsip-prinsip dasar perkembangan anak usia dini. Berikut ini prinsip-prinsip dasar perkembangan anak usia dini :
  1. Domain perkembangan anak yakni fisik, emosi, sosial, kognitif-saling terkait.
  2. Kecepatan perkembangan berbeda antara satu anak dengan anak yang lain.
  3. Perkembangan dan pembelajaran pertama dan utama terjadi dalam konteks keluarga, kemudian berkembang di sekolah dan di masyarakat.
  4. Bermain adalah cara terbaik bagi anak mempelajari dunianya dan mengembangkan dirinya.
  5. Anak memiliki minat, kekuatan dan  kebutuhan serta cara yang berbeda-beda dalam mengembangkan diri.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar perkembangan anak usia dini diatas, maka menu pembelajaran yang diberikan kepada anak usia dini haruslah :
  1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak.
  2. Belajar Melalui Bermain.
  3. Kreatif dan Inovatif.
  4. Lingkungan yang Kondusif.
  5. Menggunakan Pembelajaran Terpadu.
  6. Mengembangkan Keterampilan Hidup.
  7. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar.
  8. Berorientasi pada Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak.
  9. Stimulasi Terpadu.
Berdasar pada prinsip-prinsip dasar perkembangan anak dan menu pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini, maka PAUD Karakter Pelangi Nusantara telah merancang sebuah menu pembelajaran konsep pendidikan holistik untuk membangun manusia holistik yang berkarakter, maksud dari pendidikan ini adalah :
  • Membangun seluruh potensi manusia (tidak hanya pada aspek kognitif tetapi seluruh potensi anak – multiple intelegence)
  • Mendorong anak menjadi lifelong learner (pembelajar sejati)
  • Terintegrasi antar mata pelajaran dengan kehidupan nyata
  • Bertujuan membentuk kompetensi (pembiasaan), bukan hanya pengetahuan
  • Proses belajar berpusat pada siswa
  • Penilaian mencakup seluruh proses pembelajaran, bukan hanya pada hasil akhir
  • Konsep pembelajaran ini menggabungkan metode Creative Learning melalui kegiatan di sentra diintegrasikan dengan  pendidikan karakter yang mengajarkan 9 pilar karakter .




Berikut ini jadwal kegiatan pembelajaran
Waktu
Kegiatan
07.30 – 08.15
Jurnal Pagi
08.15 – 08.45
Morning Circle / Senam Otak
08.45 – 09.00
Pilar Karakter
09.00 – 09.45
Kegiatan Sentra
09.45 – 10.15
Makan
10.15 –  10.30
Kegiatan Penutup
  • Bilingual Lesson diberikan pada anak KB-1
  • TPQ diberikan pada sore hari dengan kurikulum yang terstruktur disesuaikan dengan pilar dan tema
KETERANGAN :
JURNAL PAGI
  • Dilakukan pagi hari sebelum kegiatan belajar inti
  • Anak menggambar tanpa paksaan : mengekspresikan perasaannya
  • Guru berkomunikasi pada saat anak menggambar
  • Anak dimotivasi untuk memberikan tulisan tanggal, judul dan detail cerita
PEMBELAJARAN PILAR KARAKTER
Tujuan pendidikan karakter adalah untuk menanamkan moral/karakter kepada anak sejak usia dini. Guru sebagai orang dewasa yang banyak berinteraksi dengan anak harus dapat menjadi model dan fasilitator dengan mengajarkan karakter pada anak.
9 Pilar karakter  dan K4:
  1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
  2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
  3. Kejujuran, amanah dan diplomatis
  4. Hormat dan santun
  5. Kasih sayang, kepedulian,dan kerjasama
  6. Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah
  7. Keadilan dan kepemimpinan
  8. Baik dan rendah hati
  9. Toleransi, cinta damai dan persatuan
  10. K4 (kesehatan, kebersihan, kerapian dan keamanan)
Teknis pelaksanaan
q  Formal
15 – 20 menit setiap hari sebelum kegiatan belajar dimulai (apersepsi awal)
Bentuk Kegiatan
ü  Ceramah (menerangkan konsep)
ü  Menggunakan LK (Diskusi)
ü  Bercerita
ü   Bernyanyi
ü  Bermain peran
q  Non Formal
ü  Terintegrasi dengan tema/kegiatan inti
ü Sepanjang kegiatan sekolah
Kegiatan :
ü  Pemberian label positif
ü  Pendampingan dan pengawasan
ü  Pemberian contoh yang konsisten
CREATIVE LEARNING MELALUI SENTRA
  • SISTEM SENTRA  adalah pengelolaan kelas yang terpusat pada satu kegiatan
  • Karakteristik penerapan sistem sentra :
–      Guru bertanggungjawab dalam mengatur kegiatan di sentra masing-masing
–      Guru dapat lebih fokus dalam mengamati perkembangan anak di setiap sentra
–      Anak dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal
–      Sarana yang mendukung pengembangan kemampuan
Ada 10 sentra yang diterapkan di PAUD KARAKTER PELANGI NUSANTARA :
  1. SENTRA IMAJINASI
Tujuan :
–      Mengembangkan kemampuan imajinasi, akhlaq, sosialisasi dan berbahasa
–      Anak mengetahui cara menggunakan peralatan Rumah Tangga
–      Mengenal kegiatan dalam profesi tertentu
–      Mengenal peran dan fungsi anggota keluarga
Kegiatan :
–      Bermain drama pekerjaan/kegiatan rumah tangga
–      Bermain dramatisasi kehidupan keluarga
–      Bermain drama profesi-profesi
–      Kegiatan ibadah dalam keluarga
  1. SENTRA PERSIAPAN
Tujuan :
–       Menumbuhkan kecintaan anak terhadap ilmu dan Allah
–       Mengembangkan kognitif, motorik dan emosi
–       Menumbuhkan minat baca dan tulis
Kegiatan :
–       Permainan matematika / berhitung
–       Persiapan membaca dan menulis
–       Puzzle, menyusun pola, meniru pola
–       Menjahit, meronce, bermain papan pasak
–       Bermain kartu bilangan, angka, gambar, huruf, kata
–       Menjiplak, mengelompokkan, bermain jam
–       Menggambar, membaca cerita
–       Diskusi sains
  1. SENTRA SENI KREASI
Tujuan :
–        Melatih rasa estetika (keindahan)
–        Melatih motorik halus
Kegiatan :
–        Melukis / menggambar
–        Melipat, meronce, menganyam, menjahit
–        Merobek, menggunting, merekat
  1. SENTRA MUSIK
Tujuan :
–        Melatih rasa estetika (keindahan)
–        Mengenalkan anak pada nada-nada musik
Kegiatan :
–        Menyanyi, main musik dan menari
  1. SENTRA RANCANG BANGUN
Tujuan :
–        Mengembangkan daya pikir, daya cipta dan kreatifitas
–        Mengenal konsep ruang, bentuk dan ukuran
–        Mengembangkan kemampuan matematika dan logika
–        Koordinasi mata dan tangan
–        Sosialisasi, kerjasama, disiplin dan tanggung jawab
Kegiatan :
–        Sosialisasi aturan sentra
–        Menyusun balok, lego, kardus bekas, gelas aqua bekas atau puzzle busa
–        Bermain sosio drama dan microplay
  1. SENTRA EKSPLORASI
Tujuan :
–        Melatih motorik, kognitif, social dan emosi
–        Anak terbiasa meng”arifi” suatu peristiwa
Kegiatan :
–        Bermain di bak pasir (menggali, menyaring dll)
–        Bermain biji-bijian
–        Bermain air, memandikan bayi, main es krim, sirup-sirupan, mencuci baju dan piring, memancing, ublek, dan melukis
–        Menggambar dengan kapur tulis/kayu
–        Eksplorasi di alam
  1. SENTRA KEBUN
Tujuan :
–        Memperkenalkan cara menanam tanaman dan mempraktekannya
–        Memperkenalkan dan mempraktekkan bagaimana cara memelihara tanaman
–        Memperkenalkan proses pertumbuhan tumbuhan secara langsung dan nyata
–        Membangkitkan rasa tanggung jawab anak
–        Membangkitkan rasa kagum anak terhadap ciptaan-Nya
Kegiatan :
–        Mengamati bibit tanaman
–        Menyemai bibit tanaman, merawat dan mengamati pertumbuhannya
–        Memperkenalkan bagian-bagian tanaman
–        Kunjungan ke perkebunan/sawah
–        Menyiram tumbuhan
  1. SENTRA COOKING
Tujuan :
–        Melatih motorik halus
–        Mengembangkan dasar-dasar kemampuan membaca dan menulis, matematika, proses kimia dan fisika
–        Mengenal bentuk dan warna
Kegiatan :
–        Membedakan bahan makanan yang bagus dan yang tidak dengan cara melihat, memegang dan mencium
–        Mencuci bahan, mengupas, menimbang, memeras, memecah, mematahkan, memotong, mencicipi
  1. SENTRA IBADAH
Tujuan :
–      Membangkitkan rasa kecintaan anak terhadap Penciptanya
–      Memperkenalkan cara mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita
–      Memperkenalkan kewajiban-kewajiban sebagai umat beragama
–      Memperkenalkan budi pekerti kepada sesama makhluk Tuhan.
Kegiatan :
–      Memperkenalkan cara beribadah
–      Memperkenalkan dan membiasakan mengucapkan kalimat thoyibbah
–      Memperkenalkan do’a-do’a dan artinya serta tujuan kita berdo’a
–      Lagu-lagu keagamaan
–      Cerita-cerita tentang kebaikan
–      Menonton VCD tentang keagamaan
  1. SENTRA JASMANI
Tujuan :
–      Melatih motorik kasar
–      Memperkenalkan irama lagu dan mengikuti gerakan sesuai irama
Kegiatan :
–      Senam
PERAN ORANGTUA
  • Menerapkan pendidikan karakter di rumah sesuai dengan rekomendasi pilar karakter
  • Mengisi buku penghubung mingguan dan harian (khusus TPA)
  • Mengikuti kegiatan parent’s meet and talk untuk menyamakan persepsi tentang pendidikan anak.