Welcome !
Cross Browser Support
.
<
.
.
.
Berikut adalah konten dengan gambar sisi
Pengurus KEGIATAN GUGUS PAUD KOTA PASURUAN : Penanggung jawab : Amin Jafar. S.Pd, Ketua : Eny Widayati, Sekret: wiwin, Bendahara : Khusnul, Seksi. Pen. dan kembang : Nuriana,
Ini adalah judul judul Post
RKH 01
PROGRAM
Silabus
Daftar di box
Berikut adalah beberapa contoh gambar
Kangroni blog :Prediksi/Estimate/prakiraan SEO Blogspot 2013 | Setiap mesin pencarian atau sering kita sebut mesin browsing seperti Google, Yahoo, Bing dll-nya akan selalu memperbaiki keakuratannya dalam memilih page.Read more...
Prakiraan SEO Blogspot 2013 | Setiap mesin pencarian atau sering kita sebut mesin browsing seperti Google, Yahoo, Bing dll-nya akan selalu memperbaiki keakuratannya dalam memilih page. Read more...
Jumat, 28 November 2014
Selasa, 25 November 2014
Rabu, 22 Oktober 2014
BERMAIN CARA EFEKTIF BELAJAR
Padahal,
jika semua orangtua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak
(bisa disebut bemain) adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar
sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Lewat
permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah
syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu
memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu
melalui permainan.
Perlunya
bermain
•
Belajar dari permainan (Learning by playing)
Permainan
seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat belajar melalui
permainan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan
permainan, keimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat memengaruhi
perkembangan psikologi anak. Seperti kata Reamonn O Donnchadha dalam bukunya
The Confident Child "Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar
menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan
masalah".
•
Permainan mengembangkan otak kanan
Disamping
itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya
berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan
dirinya. Bermain melalui permaianan memberi kesempatan pada anak untuk
mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah
maupun di rumah.
•
Permainan mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak
Dalam
permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menenpatkan dirinya
sebagai mahluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika
berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran "baik"
atau "jahat" membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan
memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang
dia hadapi. Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk
mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam
bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan
orang sekitarnya. Jenis permainan Pada dasarnya, semua jenis permainan
mempunyai tujuan yang sama yaitu bermain dengan menyenangkan! Yang membedakan
adalah pengaruh atau efek dari jenis permainan tersebut. Ada dua jenis
permainan, yaitu: Permainan Aktif dan Permainan Pasif. Permainan aktif dan
pasif iini hendaknya dilakukan dengan seimbang.
•
Permainan olah raga (sport)
Bagi
orang dewas, olahraga bukan lagi menjadi sebuah permainan tetapi sesuatu yang
serius dan kompetitif. Namun bagi anak, olah raga bisa menjadi satu permainan
yang menyenangkan yang mengandung kesenangan, hiburan, dan bermain, tetapi
tidak juga terlepas dari unsur partisipatif dan keinginan untuk unggul. Dalam
permainan olahaga anak mengembangkan kemampuan kinestetik dan pengembangan
motivasi untuk menunjukkan keungulan dirinya (penekanan bukan pada persaingan
tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri serta belajar
mengembangkan diri setiap waktu.
•
Permainan perkelahian (body contact)
Jenis
permainan ini termasuk permainan modern, tapi banyak orang tua maupun guru
memandangnya skeptic dan cemas, ini beralasan dari efek yang mungkin serius.
Permainan ini merupakan jenis permainan modifikasi yang menuntut keseriusan
anak untuk memenuhi kebutuhan akan kekuasaan. Hal tersebut sehat dan positf
bagi anak, berguna untuk menguji keunggulan dan kekuatan di lingkungan sekitar.
Jenis permainan ini adalah untuk menguji kemampuan dan pemikiran anak dalam
dunia nyata dengan segala akibatnya. Katagori permainan pasif
•
Permainan mekanis Seiring perkembangan
jaman
dan teknologi memberi pengaruh besar dalam perkembangan jenis permainan untuk
anak. Alat teknologi canggih seperti komputer bukan lagi milik orang dewasa,
tapi telah menjadi barang biasa buat anak-anak. Berbagai games atau permainan
virtual telah tersedia di dalamnya (computer). Bermain komputer tidak sama
dengan bermain bersama teman, anak bermain sendiri dengan kesenangannya. Sisi
negatif Sisi negatif permainan mekanis ini adalah kurangnya pembentukan sikap
anak untuk menerima dan memberi (take and give). Anak memegang kendali penuh
atas "teman mainnya" dan "si teman mainnya" akan melakukan
apapun yang diinginkan anak. Kendali penuh ini akan menimbulkan reaksi serius
bila anak menyalurkannya dalam pertemanan di lingkungan sosialnya. Sisi positif
Namun, hal positif anak memiliki keterampilan komputer yang akan diperlukan
anak sebagai sarana hidupnya.
•
Permainan fantasi
Fantasi
merupakan praktik permainan yang khusus dilakukan sendiri. Anak dapat membentuk
dunia sesuai dengan keinginannya (imaginasi).Sebaiknya, orang tua tidak memaksa
anak untuk selalu bermain dengan teman-temannya karena akan menciptakan kesan
bahwa bermain sendiri itu salah. Permainan fantasi selain proses kreatif
mengembagkan kemampuan sisi otak kanan, juga untuk pembentukan kecerdasan interpersonal
(salah satu dari delapan kecerdasan teori multiple intelligence, Howard Garner)
BERCERITA MENDONGENG
ang dapat membangkitkan anak terlibat secara mental
Melalui bercerita, anak di ajak berkomunikasi, berfantasi, dan berkhayal serta mengembangkan
kognitifnya. Aktivitas mental anak dapat
melambung, melanglang buana melampaui isi ceritaitu sendiri. Dengan bercerita juga melatih
perkembangan emosi anak
Bercerita
dapat dilaksanakan dalam beberapa bentuk
1. Bercerita
tanpa alat peraga, hanya mengandalkan kemampuan verbal orang yang memberikan
cerita
2.
Bercerita dengan menggunakan alat peraga seperti boneka, gambar, atau benda
peraga dll
3.
Bercerita dengan menggunakan buku cerita
4.
Bercerita dengan menggunakan bahasa isyarat atau gerakan
5.
Bercerita melalui alat pandang dengar yaitu berupa kaset, TV,
Manfaat
kegiatan bercerita
1.
Mengembangkan fantasi dan kreatifitas
2.
Mengasah kecerdasan
3.
Menumbuhkan minat
4.
Membangun kedekatan dan keharmonisan
5.
Media pembelajaran imajinatif Pada zaman serba canggih seperti sekarang,
kegiatan mendongeng di mata anak-anak tidak populer lagi.
Sejak
bangun hingga menjelang tidur, mereka dihadapkan pada televisi yang menyajikan
beragam acara, mulai dari film kartun, kuis, hingga sinetron yang acapkali
bukan tontonan yang pas untuk anak. Kalaupun mereka bosan dengan acara yang
disajikan, mereka dapat pindah pada permainan lain seperti videogame. KENDATI
demikian, kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak
manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng
untuk anaknya.
Kegiatan
ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan
anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari
kegiatan mendongeng ini. Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan
imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton
dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang
didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang
muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas
dengan cara ini. Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk
menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa
empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja
keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seprti pentingnya makan
sayur dan menggosok gigi.
Anak
juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai tersebut karena Kak
Agam di sini tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh
cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan
bagi anak. Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat
baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan Kak Agam,
anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan
buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain
seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya. Tidak ada batasan usia
yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberi dongeng oleh Kak
agam. Untuk anak-anak usia prasekolah, dongeng dapat membantu mengembangkan
kosa kata. Hanya saja cerita yang dipilihkan tentu saja yang sederhana dan
kerap ditemui anak sehari-hari. Misalnya dongeng-dongeng tentang
binatang.
Sedangkan
untuk anak-anak usia sekolah dasar dapat dipilihkan cerita yang mengandung
teladan, nilai dan pesan moral serta problem solving. Harapannya nilai dan
pesan tersebut kemudian dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang
imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya
secara menarik. Untuk itu Kak Agam dapat menggunakan berbagai alat bantu
seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dibaca oleh
orang tua sebelum mendongeng. Manfaat Dongeng untuk anak :
1.
Mengasah daya pikir dan imajinasi
2.
Menanamkan berbagi nilai dan etika
3.
Menumbuhkan minat baca
Selasa, 21 Oktober 2014
PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(Pendidikan Anak usia Dini merupakan
hal yang sangat fundamental, karena apa yg diberikan Tuhan ketika anak baru
lahir barulah berupa potensi, baik potensi fisik (jasmani dengan semua
alat inderanya) maupun potensi non-fisik (akal, kalbu, dll). Potensi tersebut harus
ditumbuh-kembangkan melalui berbagai timulasi /rangsangan.
Berbagai hasil penelitian di bidang
tumbuh-kembang anak membuktikan itu semua. Menurut Bloom (2003), separuh
perkembangan intelektual anak berlengsung sebelum 4 tahun. Sedangkan, menurut
Landers (2004):” perkembangan kognitif usia 17 tahu merupakan akumulusi
perkembangan anak usia , 4 tahun sebesar 50%, 4-8 tahun sebesar 30%, dan 9-17
tahun sebesar 20%. Mary Eming Young (2003) menambahkan bahwa lingkungan
memiliki efek kuat pada perkembangan otak anak. Oleh karena itu, stumulasi/
rangsangan sejak usia dini sangat diperlukan agar otak anak dapat berkembang
secara maksimal. Otak manusia memiliki dua belahan, yaitu belahan otak kanan
dan belahan otak kiri. Kerjasama antara otak kanan dan otak kiri
memunculkan adanya kecerdasan jamak (multiple intelligences) yang
diajukan dan dipopulerkan oleh Howard Gardner. Untuk sementara, hingga saat ini
telah terindentifikasi beberapa ragam kecerdasan anak, yaitu: kecerdasan
linguistik (cerdas kosakata), kecerdasan logika dan matematika (cerdas angka
dan rasional), kecerdasan spasial (cerdas ruang/tempat/gambar), kecerdasan
kinestetika-raga (cerdas raga), kecerdasan musik (cerdas musik), kecerdasan
interpersonal (cerdas orang), kecerdasan intrapersonal (cerdas diri),
kecerdasan naturalis (cerdas alam), serta kecerdasan eksistensial.
Dalam kegiatan nyata otak kanan dan
kiri bekerja sama misalnya pada saat berbicara atau berpikir biasa. Pada saat
berbicara otak kiri berperan penting dalam memproduksi bahasa, otak kanan
berperan melatarbelakangi aksi bicara misalnya intonasi emosional atas apa yang
dikatakan, atau perasaan umum yang mungkin ditimbulkan dari suatu kalimat.
Salah satu cara untuk mengoptimalkan
perkembangan otak anak adalah dengan mengak karaktersitik anak usai dini,
sehingga stimulus yang kita berikan kepada anak, sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan anak. Berikut ini adalah karakteristik anak usia dini :
Masa Peka
Suatu masa dimana seorang anak
menyerap berbagai informasi / pengetahuan secara cepat dalam proses belajar
dari lingkungan sekitar
Egosentris
Segala sesuatu dilihat dari sudut
pandang dirinya, belum bisa melihat dari sudut pandang orang lain, sehingga
seolah-olah dialah yang paling benar, keinginannya harus selalu dituruti dan
sikap mau menang sendiri
Peniru
Anak sedang dalam masa belajar
model, dimana anak senang menirukan perilaku orang-orang disekitarnya
Berkelompok
anak bermain di luar rumah bersama
teman-temannya, dapat bersosialisasi dan beradaptasi sesuai dengan perilaku
lingkungan sosialnya.
Eksplorasi
Dilandasi rasa ingin tahu yang
tinggi dan keinginannya untuk selalu bergerak, anak menggunakan semua
inderanya untuk mengeksplorasi lingkungannya.
Emosi belum stabil
Emosi sering berubah dengan cepat
dalam merespon lingkungan. Pada anak usia 2 – 3 tahun mengalami emosi
yang meledak-ledak dan sering membangkang (temper tantrum)
Selain mengenali karakteristik anak
usia dini, hal lain yang perlu diperhatikan dalam memberikan stimulus bagi
perkembangan otak anak, adalah dengan mengetahui prinsip-prinsip dasar
perkembangan anak usia dini. Berikut ini prinsip-prinsip dasar perkembangan
anak usia dini :
- Domain perkembangan anak yakni fisik, emosi, sosial, kognitif-saling terkait.
- Kecepatan perkembangan berbeda antara satu anak dengan anak yang lain.
- Perkembangan dan pembelajaran pertama dan utama terjadi dalam konteks keluarga, kemudian berkembang di sekolah dan di masyarakat.
- Bermain adalah cara terbaik bagi anak mempelajari dunianya dan mengembangkan dirinya.
- Anak memiliki minat, kekuatan dan kebutuhan serta cara yang berbeda-beda dalam mengembangkan diri.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar
perkembangan anak usia dini diatas, maka menu pembelajaran yang diberikan
kepada anak usia dini haruslah :
- Berorientasi pada Kebutuhan Anak.
- Belajar Melalui Bermain.
- Kreatif dan Inovatif.
- Lingkungan yang Kondusif.
- Menggunakan Pembelajaran Terpadu.
- Mengembangkan Keterampilan Hidup.
- Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar.
- Berorientasi pada Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak.
- Stimulasi Terpadu.
Berdasar pada prinsip-prinsip dasar
perkembangan anak dan menu pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini, maka
PAUD Karakter Pelangi Nusantara telah merancang sebuah menu pembelajaran konsep
pendidikan holistik untuk membangun manusia holistik yang berkarakter, maksud
dari pendidikan ini adalah :
- Membangun seluruh potensi manusia (tidak hanya pada aspek kognitif tetapi seluruh potensi anak – multiple intelegence)
- Mendorong anak menjadi lifelong learner (pembelajar sejati)
- Terintegrasi antar mata pelajaran dengan kehidupan nyata
- Bertujuan membentuk kompetensi (pembiasaan), bukan hanya pengetahuan
- Proses belajar berpusat pada siswa
- Penilaian mencakup seluruh proses pembelajaran, bukan hanya pada hasil akhir
- Konsep pembelajaran ini menggabungkan metode Creative Learning melalui kegiatan di sentra diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang mengajarkan 9 pilar karakter .
Berikut ini jadwal kegiatan
pembelajaran
Waktu
|
Kegiatan
|
07.30 – 08.15
|
Jurnal Pagi
|
08.15 – 08.45
|
Morning Circle / Senam Otak
|
08.45 – 09.00
|
Pilar Karakter
|
09.00 – 09.45
|
Kegiatan Sentra
|
09.45 – 10.15
|
Makan
|
10.15 – 10.30
|
Kegiatan Penutup
|
|
|
|
KETERANGAN :
JURNAL PAGI
- Dilakukan pagi hari sebelum kegiatan belajar inti
- Anak menggambar tanpa paksaan : mengekspresikan perasaannya
- Guru berkomunikasi pada saat anak menggambar
- Anak dimotivasi untuk memberikan tulisan tanggal, judul dan detail cerita
PEMBELAJARAN PILAR KARAKTER
Tujuan pendidikan karakter adalah
untuk menanamkan moral/karakter kepada anak sejak usia dini. Guru sebagai orang
dewasa yang banyak berinteraksi dengan anak harus dapat menjadi model dan
fasilitator dengan mengajarkan karakter pada anak.
9 Pilar karakter dan K4:
- Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
- Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
- Kejujuran, amanah dan diplomatis
- Hormat dan santun
- Kasih sayang, kepedulian,dan kerjasama
- Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah
- Keadilan dan kepemimpinan
- Baik dan rendah hati
- Toleransi, cinta damai dan persatuan
- K4 (kesehatan, kebersihan, kerapian dan keamanan)
Teknis pelaksanaan
q Formal
15 – 20 menit setiap hari sebelum
kegiatan belajar dimulai (apersepsi awal)
Bentuk Kegiatan
ü Ceramah (menerangkan konsep)
ü Menggunakan LK (Diskusi)
ü Bercerita
ü Bernyanyi
ü Bermain peran
q Non Formal
ü Terintegrasi dengan
tema/kegiatan inti
ü Sepanjang kegiatan sekolah
Kegiatan :
ü Pemberian label positif
ü Pendampingan dan pengawasan
ü Pemberian contoh yang
konsisten
CREATIVE LEARNING MELALUI SENTRA
- SISTEM SENTRA adalah pengelolaan kelas yang terpusat pada satu kegiatan
- Karakteristik penerapan sistem sentra :
– Guru
bertanggungjawab dalam mengatur kegiatan di sentra masing-masing
– Guru
dapat lebih fokus dalam mengamati perkembangan anak di setiap sentra
– Anak
dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal
–
Sarana yang mendukung pengembangan kemampuan
Ada 10 sentra yang diterapkan di
PAUD KARAKTER PELANGI NUSANTARA :
- SENTRA IMAJINASI
Tujuan :
–
Mengembangkan kemampuan imajinasi, akhlaq, sosialisasi dan berbahasa
– Anak
mengetahui cara menggunakan peralatan Rumah Tangga
–
Mengenal kegiatan dalam profesi tertentu
–
Mengenal peran dan fungsi anggota keluarga
Kegiatan :
–
Bermain drama pekerjaan/kegiatan rumah tangga
–
Bermain dramatisasi kehidupan keluarga
–
Bermain drama profesi-profesi
–
Kegiatan ibadah dalam keluarga
- SENTRA PERSIAPAN
Tujuan :
–
Menumbuhkan kecintaan anak terhadap ilmu dan Allah
–
Mengembangkan kognitif, motorik dan emosi
–
Menumbuhkan minat baca dan tulis
Kegiatan :
–
Permainan matematika / berhitung
–
Persiapan membaca dan menulis
–
Puzzle, menyusun pola, meniru pola
–
Menjahit, meronce, bermain papan pasak
–
Bermain kartu bilangan, angka, gambar, huruf, kata
–
Menjiplak, mengelompokkan, bermain jam
–
Menggambar, membaca cerita
–
Diskusi sains
–
- SENTRA SENI KREASI
Tujuan :
–
Melatih rasa estetika (keindahan)
–
Melatih motorik halus
Kegiatan :
–
Melukis / menggambar
–
Melipat, meronce, menganyam, menjahit
–
Merobek, menggunting, merekat
- SENTRA MUSIK
Tujuan :
–
Melatih rasa estetika (keindahan)
–
Mengenalkan anak pada nada-nada musik
Kegiatan :
–
Menyanyi, main musik dan menari
- SENTRA RANCANG BANGUN
Tujuan :
–
Mengembangkan daya pikir, daya cipta dan kreatifitas
–
Mengenal konsep ruang, bentuk dan ukuran
–
Mengembangkan kemampuan matematika dan logika
–
Koordinasi mata dan tangan
–
Sosialisasi, kerjasama, disiplin dan tanggung jawab
Kegiatan :
–
Sosialisasi aturan sentra
–
Menyusun balok, lego, kardus bekas, gelas aqua bekas atau puzzle busa
–
Bermain sosio drama dan microplay
- SENTRA EKSPLORASI
Tujuan :
–
Melatih motorik, kognitif, social dan emosi
–
Anak terbiasa meng”arifi” suatu peristiwa
Kegiatan :
–
Bermain di bak pasir (menggali, menyaring dll)
–
Bermain biji-bijian
–
Bermain air, memandikan bayi, main es krim, sirup-sirupan, mencuci baju dan
piring, memancing, ublek, dan melukis
–
Menggambar dengan kapur tulis/kayu
–
Eksplorasi di alam
- SENTRA KEBUN
Tujuan :
–
Memperkenalkan cara menanam tanaman dan mempraktekannya
–
Memperkenalkan dan mempraktekkan bagaimana cara memelihara tanaman
–
Memperkenalkan proses pertumbuhan tumbuhan secara langsung dan nyata
–
Membangkitkan rasa tanggung jawab anak
–
Membangkitkan rasa kagum anak terhadap ciptaan-Nya
Kegiatan :
–
Mengamati bibit tanaman
–
Menyemai bibit tanaman, merawat dan mengamati pertumbuhannya
–
Memperkenalkan bagian-bagian tanaman
–
Kunjungan ke perkebunan/sawah
–
Menyiram tumbuhan
- SENTRA COOKING
Tujuan :
–
Melatih motorik halus
–
Mengembangkan dasar-dasar kemampuan membaca dan menulis, matematika, proses
kimia dan fisika
–
Mengenal bentuk dan warna
Kegiatan :
–
Membedakan bahan makanan yang bagus dan yang tidak dengan cara melihat,
memegang dan mencium
–
Mencuci bahan, mengupas, menimbang, memeras, memecah, mematahkan, memotong,
mencicipi
- SENTRA IBADAH
Tujuan :
–
Membangkitkan rasa kecintaan anak terhadap Penciptanya
–
Memperkenalkan cara mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita
–
Memperkenalkan kewajiban-kewajiban sebagai umat beragama
–
Memperkenalkan budi pekerti kepada sesama makhluk Tuhan.
Kegiatan :
–
Memperkenalkan cara beribadah
–
Memperkenalkan dan membiasakan mengucapkan kalimat thoyibbah
–
Memperkenalkan do’a-do’a dan artinya serta tujuan kita berdo’a
–
Lagu-lagu keagamaan
–
Cerita-cerita tentang kebaikan
–
Menonton VCD tentang keagamaan
- SENTRA JASMANI
Tujuan :
–
Melatih motorik kasar
–
Memperkenalkan irama lagu dan mengikuti gerakan sesuai irama
Kegiatan :
–
Senam
PERAN ORANGTUA
- Menerapkan pendidikan karakter di rumah sesuai dengan rekomendasi pilar karakter
- Mengisi buku penghubung mingguan dan harian (khusus TPA)
- Mengikuti kegiatan parent’s meet and talk untuk menyamakan persepsi tentang pendidikan anak.
Langganan:
Postingan (Atom)